Apa Itu Social Media Marketing

Apa Itu Social Media Marketing

Apa Itu Social Media Marketing – Social media marketing adalah kegiatan pemasaran yang memanfaatkan platform sosial media untuk mempromosikan produk, layanan, merek, atau bisnis secara online.

Tujuan utama dari social media marketing adalah membangun dan memperluas jangkauan merek, meningkatkan keterlibatan pengguna, dan mendorong interaksi dengan audiens target melalui konten yang relevan dan menarik.

Tentu sosial media adalah tempatnya bersosial, berkomunikasi dan bertukar pikiran. Pebisnis tidak serta merta melakukan kegiatan jualan terus menerus, akan tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial, menarik interaksi oleh pengguna lainnya dengan konten-konten edukasi, dan konten interaksi

Dalam social media marketing, bisnis owner atau advertiser menggunakan platform sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, YouTube, dan lainnya untuk berinteraksi dengan audiens mereka.

Mempublikasikan konten secara rutinyang berkaitan dengan produk atau layanan mereka, berbagi informasi yang berguna, mengadakan kontes atau promosi, menjalin hubungan dengan pengikut, dan merespons tanggapan dan umpan balik dari pengguna.

Keuntungan utama dari social media marketing termasuk:

  1. Jangkauan yang Luas. Sosial media memiliki basis pengguna yang besar dan tersebar di seluruh dunia, sehingga memungkinkan bisnis untuk mencapai audiens yang lebih luas.
  2. Interaksi Langsung. Platform sosial media memungkinkan pemasar untuk berinteraksi langsung dengan audiens, merespons pertanyaan atau umpan balik, dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan potensial.
  3. Keterukuran dan Targeting yang Efektif. Dalam social media marketing, pemasar dapat menggunakan alat analitik dan fitur segmentasi untuk memahami audiens mereka dengan lebih baik dan mengirimkan pesan yang relevan kepada mereka.
  4. Kemampuan Berbagi dan Viralitas. Konten yang menarik dan bermanfaat dapat dengan mudah dibagikan oleh pengguna sosial media kepada teman-teman mereka, memungkinkan penyebaran pesan atau kampanye secara cepat dan luas.
  5. Biaya yang Terjangkau. Social media marketing sering kali lebih terjangkau dibandingkan dengan metode pemasaran tradisional seperti iklan cetak atau televisi, sehingga menjadi pilihan yang populer untuk bisnis dengan anggaran pemasaran yang terbatas.

Dalam menjalankan social media marketing, penting untuk memiliki strategi yang baik, memahami audiens target, menghasilkan konten berkualitas, dan mengukur keberhasilan kampanye secara teratur.

Baca Juga Menjalankan Facebook dan Instagram Ads Sebagai Sosial Media Marketing

Bagaimana memulai sosial media marketing

Untuk mulai menerapkan sosial media marketing, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti:

  1. Tetapkan Tujuan yang Jelas. Tentukan tujuan yang ingin Anda capai dengan sosial media marketing. Apakah itu meningkatkan kesadaran merek, menarik lebih banyak pelanggan, meningkatkan keterlibatan, atau meningkatkan penjualan. Tujuan yang jelas akan membantu Anda merencanakan strategi yang tepat.
  2. Kenali Target Audiens Anda. Identifikasi siapa target audiens Anda. Pelajari demografi, minat, perilaku, dan preferensi mereka. Ini akan membantu Anda dalam menyusun konten yang relevan dan menarik bagi mereka.
  3. Pilih Platform yang Tepat. Tentukan platform sosial media mana yang paling sesuai dengan bisnis Anda dan audiens target Anda. Beberapa platform yang umum digunakan termasuk Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, YouTube, dan Pinterest. Pilih platform yang paling relevan dan efektif dalam mencapai tujuan Anda.
  4. Rancang Strategi Konten. Buat rencana konten yang mencakup jenis konten yang akan Anda bagikan (misalnya posting blog, gambar, video), frekuensi posting, dan tema konten. Pastikan konten tersebut relevan, bermanfaat, dan menarik bagi audiens Anda.
  5. Optimalkan Profil dan Halaman Bisnis Anda. Buat profil dan halaman bisnis yang menarik dan informatif di platform sosial media yang Anda pilih. Sertakan deskripsi bisnis yang singkat, tautan ke situs web Anda, logo atau gambar merek yang konsisten, dan informasi kontak yang relevan.
  6. Bangun Jaringan dan Keterlibatan. Mulailah mengikuti orang-orang dan bisnis yang relevan dengan industri Anda. Saling berinteraksi dengan komunitas sosial media Anda, seperti memberikan komentar, menyukai, dan berbagi konten mereka. Hal ini akan membantu Anda membangun jaringan dan meningkatkan keterlibatan dengan audiens Anda.
  7. Buat Konten Menarik. Buat konten yang menarik, informatif, dan bermanfaat bagi audiens Anda. Gunakan berbagai format konten seperti artikel blog, gambar, video, dan infografis untuk menjaga variasi dan ketertarikan. Juga, pastikan untuk memanfaatkan kekuatan visual dengan menggunakan gambar dan desain yang menarik.
  8. Pantau dan Analisis. Terus pantau kinerja kampanye Anda dengan menggunakan alat analisis sosial media yang tersedia. Tinjau metrik seperti jumlah pengikut, keterlibatan, tingkat klik, dan konversi. Analisis data ini akan membantu Anda memahami apa yang berhasil dan memperbaiki strategi Anda di masa depan.
  9. Beradaptasi dan Meningkatkan. Social media marketing terus berkembang, jadi penting untuk terus beradaptasi dengan perubahan tren dan kebiasaan pengguna. Pelajari dan eksplorasi fitur-fitur baru di platform sosial media, dan selalu berusaha meningkatkan strategi Anda berdasarkan hasil dan umpan balik yang Anda terima.
  10. Evaluasi dan Sesuaikan. Lakukan evaluasi rutin tentang kinerja kampanye Anda. Identifikasi apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Sesuaikan strategi Anda secara terus-menerus agar tetap relevan dan efektif.

Mulai menerapkan sosial media marketing adalah proses yang berkelanjutan. Dengan kesabaran, konsistensi, dan penyesuaian, Anda dapat membangun kehadiran yang kuat di sosial media dan mencapai tujuan pemasaran Anda.

Apa itu web 3.0

Apa itu web 3.0

Apa itu Web 3.0 – Web 3.0 adalah teknologi yang mengacu pada internet generasi baru yang bertujuan untuk mendesentralisasikan web dan memberi individu lebih banyak kendali atas identitas, informasi, dan aset online mereka.

Web3 menggabungkan teknologi blockchain dengan konsep desentralisasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih terbuka, aman, dan transparan.

Continue reading →

Masih Relevankah Membangun E-Commerce di teknologi internet 5g dan Web3

Masih Relevankah Membangun E-Commerce di teknologi internet 5g dan Web3

Masih Relevankah Membangun E-Commerce di teknologi internet 5g dan Web3. E-commerce adalah singkatan dari “electronic commerce” atau “perdagangan elektronik” dalam bahasa Indonesia.

E-commerce mengacu pada semua jenis transaksi komersial yang dilakukan melalui Internet. termasuk didalamnya adalah kegiatan membeli, menjual produk atau jasa, saling bertukar data dan melakukan pembayaran dengan mentransfer uang menggunakan alat pembayaran online atau sering disebut payment gateway.

E-commerce memungkinkan orang dapat melakukan transaksi perdagangan secara online, tanpa perlu bertatap muka dan bertemu secara fisik antara penjual atau pembeli. Kebiasaan inilah yang mengubah tata cara orang berbelanja, berbisnis, dan berinteraksi dengan produk atau jasa.

Ada beberapa jenis e-commerce, diantaranya :

1. Business-to-Consumer (B2C)

B2C ini adalah transaksi antara bisnis atau perusahaan dengan end user / konsumen . Salah satu contoh dari B2C adalah toko online, seperti Amazon, yang memungkinkan konsumen membeli produk secara langsung dari penjual.

2. Business-to-Business (B2B)

B2B adalah Transaksi yang melibatkan antara dua atau lebih perusahaan/bisnis. B2B sering digunakan untuk pembelian grosir atau transaksi antara pemasok dan distributor. Contoh platform marketplace : indonetwork.co.id, mbiz.com, alibaba.com dan yang lain sebagainya.

3. Consumer-to-Consumer (C2C)

Model ini melibatkan transaksi antara individu secara langsung. Platform seperti eBay dan Craigslist memfasilitasi penjualan antara individu, di mana orang dapat membeli dan menjual barang bekas atau unik.

4. Consumer-to-Business (C2B)

Model ini melibatkan transaksi di mana konsumen menawarkan produk atau layanan kepada perusahaan. Contoh C2B e-commerce termasuk situs freelance di mana individu dapat menawarkan keahlian mereka kepada perusahaan.

5. Mobile Commerce (M-commerce):

Ini merujuk pada transaksi e-commerce yang dilakukan melalui perangkat mobile, seperti ponsel pintar atau tablet. M-commerce semakin populer dengan kemajuan teknologi seluler.

E-commerce telah memberikan banyak manfaat, termasuk kemudahan berbelanja, akses ke pasar global, efisiensi biaya, dan peningkatan aksesibilitas bagi penjual dan konsumen. Namun, juga ada tantangan seperti keamanan data, persaingan yang ketat, dan kebutuhan untuk membangun kepercayaan dengan konsumen dalam lingkungan yang tidak bersifat fisik.

Siapa Saja Yang Membutuhkan E-Commerce

Secara umum, ada beberapa kelompok yang dapat diidentifikasi sebagai orang yang membutuhkan untuk membangun e-commerce:

1. Bisnis konvensional: Bisnis yang saat ini memiliki toko fisik atau model bisnis konvensional dapat mempertimbangkan untuk membangun e-commerce sebagai langkah untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan penjualan. Ini termasuk toko ritel, restoran, penyedia jasa, produsen, distributor, dan berbagai jenis bisnis lainnya.

2. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah): UMKM seringkali memiliki sumber daya terbatas dan terbatas dalam hal ekspansi geografis. Membangun e-commerce dapat memberikan kesempatan kepada UMKM untuk mencapai pasar yang lebih luas dan menjangkau konsumen di luar wilayah geografis mereka.

3. Pemilik merek atau produsen: Pemilik merek atau produsen yang ingin menjual produk langsung kepada konsumen akhir dapat membangun e-commerce sebagai saluran distribusi tambahan atau alternatif. Dengan membangun e-commerce, mereka dapat menghindari ketergantungan pada perantara atau pengecer tradisional, serta memiliki kendali lebih besar atas branding dan pengalaman pelanggan.

4. Startup dan pengusaha: Startup dan pengusaha seringkali memulai bisnis mereka dengan model e-commerce karena biaya yang lebih rendah dan kemudahan masuk ke pasar. Membangun e-commerce memungkinkan mereka untuk memulai bisnis secara online dan menguji konsep mereka sebelum mempertimbangkan langkah-langkah ekspansi lebih lanjut.

5. Freelancer dan profesional lepas: Freelancer, seperti desainer grafis, penulis, fotografer, dan profesional lepas lainnya, dapat memanfaatkan e-commerce untuk menjual jasa atau produk digital mereka secara online. Ini memberi mereka akses ke pelanggan di seluruh dunia dan memperluas jangkauan bisnis mereka.

6. Organisasi nirlaba: Organisasi nirlaba atau amal juga dapat membangun e-commerce untuk mengumpulkan dana atau menjual barang atau layanan sebagai sumber pendapatan tambahan. Misalnya, organisasi amal dapat menjual merchandise atau menerima donasi melalui platform e-commerce mereka.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun berbagai kelompok ini mungkin membutuhkan e-commerce, penting untuk melakukan analisis dan perencanaan bisnis yang cermat sebelum memulai. Setiap bisnis atau entitas memiliki kebutuhan dan tantangan yang unik, dan strategi e-commerce harus disesuaikan dengan konteks dan tujuan bisnis yang spesifik.

baca juga : jasa pembuatan e-commerce profesional dan terbaik

Mengapa pebisnis membutuhkan e-commerce

Pebisnis perlu membangun e-commerce karena ada beberapa alasan penting yang membuatnya menjadi strategi yang sangat relevan dan bermanfaat dalam era digital ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pebisnis perlu membangun e-commerce:

1. Akses ke pasar yang lebih luas: Dengan membangun e-commerce, pebisnis dapat mencapai pasar yang jauh lebih luas daripada jika mereka hanya memiliki toko fisik terbatas. Internet memungkinkan bisnis untuk beroperasi secara global dan menjangkau konsumen di berbagai lokasi geografis. Ini membuka peluang baru untuk pertumbuhan dan ekspansi bisnis.

2. Ketersediaan 24/7: E-commerce memungkinkan bisnis untuk beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, tanpa ada batasan waktu atau wilayah geografis tertentu. Konsumen dapat mengakses dan melakukan transaksi kapan saja, sesuai kenyamanan mereka. Ini memberikan kemudahan dan fleksibilitas kepada konsumen, serta peluang bisnis yang lebih besar bagi pebisnis.

3. Biaya yang lebih rendah: Membangun dan menjalankan e-commerce cenderung memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan membangun dan mempertahankan toko fisik. Tanpa kebutuhan akan tempat fisik, biaya sewa, dan stok produk dalam jumlah besar, pebisnis dapat mengurangi biaya operasional mereka secara signifikan. Selain itu, pemasaran dan promosi online seringkali lebih terjangkau daripada metode tradisional.

4. Peningkatan efisiensi operasional: E-commerce dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional bisnis. Proses otomatisasi seperti pemrosesan pembayaran online, manajemen persediaan, dan pemenuhan pesanan dapat membantu menghemat waktu dan tenaga. Ini memungkinkan pebisnis untuk fokus pada aspek strategis dan pengembangan bisnis mereka.

5. Analisis dan pengambilan keputusan yang lebih baik: E-commerce menyediakan data dan analitik yang berharga tentang perilaku konsumen, preferensi produk, dan tren pasar. Dengan memanfaatkan data ini, pebisnis dapat mengidentifikasi pola-pola dan peluang bisnis baru. Informasi ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran, menyempurnakan produk, dan mengambil keputusan yang lebih cerdas.

6. Pengalaman pelanggan yang ditingkatkan: E-commerce memungkinkan bisnis untuk memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan lebih personal. Dari navigasi yang mudah, pencarian produk yang canggih, hingga fitur ulasan dan rekomendasi, pebisnis dapat menciptakan pengalaman yang lebih menarik dan memuaskan bagi konsumen. Ini dapat membantu membangun loyalitas pelanggan dan meningkatkan retensi.

7. Adaptasi dengan tren digital: Dalam era digital saat ini, konsumen semakin terbiasa dengan belanja online dan melakukan transaksi melalui internet. Dengan membangun e-commerce, pebisnis dapat mengikuti tren ini dan memenuhi harapan konsumen. Ini juga memungkinkan mereka untuk bersaing dengan pesaing yang sudah ada di ruang

11 Langkah taktis membangun e-commerce

Membangun e-commerce melibatkan serangkaian langkah dan pertimbangan. Berikut adalah langkah umum yang dapat diikuti untuk membangun e-commerce:

1. Rencanakan strategi bisnis: Tentukan tujuan dan visi bisnis Anda. Pahami pasar target Anda, produk atau layanan yang akan Anda tawarkan, serta keunggulan dan proposisi nilai Anda. Identifikasi juga model bisnis yang akan Anda gunakan, seperti B2C, B2B, atau C2C.

2. Pilih platform e-commerce: Ada banyak platform e-commerce yang tersedia, seperti Shopify, WooCommerce, Magento, dan banyak lainnya. Pilih platform yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda, termasuk skala operasional, kemampuan pengelolaan produk, fleksibilitas, biaya, dan dukungan pelanggan.

3. Buat domain dan hosting: Pilih nama domain yang relevan dengan bisnis Anda dan daftarkan melalui penyedia domain. Selanjutnya, pilih penyedia hosting yang handal untuk menampung situs e-commerce Anda. Pastikan hosting dapat mengelola lalu lintas pengunjung dan memiliki kecepatan yang baik.

4. Desain situs web: Desain tampilan situs web yang menarik dan responsif. Fokus pada kegunaan, pengalaman pengguna, dan navigasi yang mudah. Pastikan juga tampilan dan nuansa situs sesuai dengan merek dan identitas bisnis Anda. Anda juga dapat memilih agensi yang berpengalaman yang memiliki produk jasa pembuatan website e-commerce profesional

5. Atur sistem pembayaran: Tentukan metode pembayaran yang akan Anda terima, seperti kartu kredit, transfer bank, atau payment gateway pembayaran lainnya. Pastikan sistem pembayaran yang dipilih aman, andal, dan mudah digunakan oleh pelanggan.

6. Atur manajemen produk: Unggah gambar, deskripsi, harga, dan atribut lainnya untuk setiap produk atau layanan yang akan Anda jual. Organisir kategori produk dengan baik untuk mempermudah navigasi pengunjung.

7. Terapkan keamanan: Pastikan situs e-commerce Anda memiliki lapisan keamanan yang kuat. Gunakan sertifikat SSL untuk enkripsi data pelanggan dan transaksi yang dilakukan. Lindungi juga situs dari serangan malware dan serangan siber lainnya.

8. Optimalkan untuk SEO: Lakukan optimasi mesin pencari (SEO) agar situs e-commerce Anda dapat ditemukan dengan mudah oleh calon konsumen. Gunakan kata kunci yang relevan dalam deskripsi produk, judul halaman, dan tag meta. Pertimbangkan juga untuk membuat konten berkualitas untuk meningkatkan visibilitas di mesin pencari.

9. Aktifkan analitik web: Pasang alat analitik web, seperti Google Analytics, untuk memantau kinerja situs e-commerce Anda. Analisis data akan memberikan wawasan tentang perilaku pengunjung, konversi penjualan, dan kinerja kampanye pemasaran.

10. Promosikan situs e-commerce: Gunakan strategi pemasaran digital untuk mempromosikan situs e-commerce Anda. Ini termasuk pemasaran melalui media sosial (meta ads, tiktok ads, youtube ads), kampanye iklan online, email marketing, dan upaya SEO. Buat rencana pemasaran yang komprehensif dan perbarui sesuai kebutuhan.

11. Lakukan pengujian dan pemeliharaan: Sebelum situs e-commerce diluncurkan secara penuh, lakukan pengujian menyeluruh untuk memastikan semua fungsi dan proses berjalan dengan baik. Perbaiki masalah dan kerusakan segera. Setelah diluncurkan, lakukan pemeliharaan rutin, perbarui konten, dan tingkatkan fitur sesuai kebutuhan.

Membangun e-commerce adalah proses yang berkelanjutan. Jaga agar situs tetap relevan dan beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dan tren pasar.

Jenis-jenis e-commerce berdasarkan platformnya

Ada beberapa jenis platform e-commerce yang tersedia, masing-masing dengan fitur dan fungsionalitas yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis platform e-commerce yang umum digunakan:

1. Hosted E-commerce Platforms: Ini adalah platform e-commerce yang menawarkan hosting dan infrastruktur secara terpadu. Pengguna dapat membuat dan mengelola situs e-commerce mereka tanpa perlu khawatir tentang pengaturan hosting dan pemeliharaan teknis. Contoh platform yang populer termasuk Shopify, BigCommerce, dan Squarespace.

2. Self-Hosted E-commerce Platforms: Ini adalah platform e-commerce yang memungkinkan Anda untuk menginstal dan menjalankan situs e-commerce di server Anda sendiri. Dalam hal ini, Anda harus mengatur hosting, pemeliharaan, dan keamanan situs sendiri. Contoh platform self-hosted termasuk WooCommerce (yang merupakan plugin e-commerce untuk platform WordPress), Magento, dan OpenCart.

3. Marketplace Platforms: Ini adalah platform yang memungkinkan Anda untuk menjual produk atau layanan Anda di dalam marketplace yang sudah ada. Misalnya, Amazon dan eBay adalah contoh platform marketplace yang populer. Dalam hal ini, Anda akan membuat toko atau halaman produk di dalam marketplace dan memanfaatkan infrastruktur mereka untuk penjualan dan transaksi.

4. Enterprise E-commerce Platforms: Ini adalah platform yang dikhususkan untuk bisnis skala besar atau perusahaan yang membutuhkan fitur dan fungsionalitas yang kompleks. Platform ini sering kali menawarkan kemampuan kustomisasi yang luas, integrasi dengan sistem backend yang kompleks, dan dukungan bagi volume transaksi yang tinggi. Contoh platform enterprise termasuk Salesforce Commerce Cloud, Oracle Commerce, dan SAP Commerce Cloud.

5. Open-Source E-commerce Platforms: Ini adalah platform yang bersifat open-source, artinya kode sumbernya dapat diakses dan dimodifikasi oleh pengguna. Platform ini memberikan fleksibilitas tinggi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Contoh platform open-source termasuk Magento (versi Community Edition), PrestaShop, dan OpenCart.

Setiap jenis platform e-commerce memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihlah platform yang paling sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya bisnis Anda, seperti ukuran bisnis, tingkat kustomisasi yang diinginkan, skala operasional, dan anggaran yang tersedia.

E-commerce pada teknologi 5g dan web3

E-commerce Web3.0 adalah istilah yang mengacu pada implementasi teknologi Web3.0, blockchain, dan cryptocurrency dalam konteks e-commerce. Web3.0 adalah evolusi dari Web saat ini yang bertujuan untuk menciptakan pengalaman internet yang lebih terdesentralisasi, aman, dan transparan. Dalam konteks e-commerce, Web3.0 dapat membawa perubahan signifikan dalam beberapa aspek, seperti pembayaran, keamanan, kepemilikan data, dan partisipasi pengguna.

Berikut adalah beberapa konsep dan kemungkinan dalam e-commerce Web3.0:

1. Desentralisasi:

Dalam e-commerce Web3.0, infrastruktur dan aplikasi dapat dibangun di atas blockchain, yang memberikan keamanan, transparansi, dan resistensi terhadap manipulasi. Transaksi dan pembayaran dapat dilakukan secara langsung antara pembeli dan penjual tanpa perantara, seperti bank atau lembaga keuangan.

2. Smart Contracts:

Dalam e-commerce Web3.0, smart contracts (kontrak pintar) dapat digunakan untuk membuat perjanjian otomatis dan menjamin pemenuhan kesepakatan antara pembeli dan penjual. Misalnya, smart contracts dapat digunakan untuk mengatur dan mengotomatisasi proses pengiriman barang berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

3. Kepemilikan Data:

Dalam e-commerce Web3.0, pengguna dapat memiliki dan mengendalikan data pribadi mereka. Mereka dapat memilih untuk membagikan data mereka dengan toko online atau pihak ketiga lainnya secara selektif, dan bahkan dapat diberi insentif untuk berbagi data melalui model ekonomi token.

4. Pembayaran Cryptocurrency:

E-commerce Web3.0 memungkinkan pembayaran menggunakan cryptocurrency, seperti Bitcoin atau Ethereum. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada sistem pembayaran tradisional dan memungkinkan transaksi yang lebih cepat, aman, dan murah.

5. Marketplaces Desentralisasi:

Dalam e-commerce Web3.0, marketplaces desentralisasi dapat muncul di atas blockchain, di mana penjual dan pembeli dapat berinteraksi langsung tanpa perlu perantara. Konsep ini dapat mengurangi biaya transaksi, meningkatkan keamanan, dan memberdayakan pengguna.

Namun, perlu dicatat bahwa e-commerce Web3.0 masih dalam tahap pengembangan dan eksplorasi. Masih ada tantangan teknis, seperti skalabilitas blockchain, biaya transaksi, dan adopsi massal yang perlu diatasi sebelum e-commerce Web3.0 dapat menjadi kenyataan yang luas.

Butuh Bantuan?

Kami tahu mencoba dan menggunakan layanan baru itu sangat mengkhawatirkan, itu sebabnya kami memberikan layanan terbaik 100% bebas resiko untuk kamu dan bisnis kamu
 

toekangdigital.com by PT Toekang Digital Indonesia telah terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM sebagai penyedia layanan dan jasa pembuatan aplikasi, desain, sistem informasi, software, website, pengadaan barang – barang teknologi informasi dan bidang teknologi informasi lainnya. toekangdigital.com juga merupakan partner teknologi informasi untuk perorangan, perusahaan sekala nasional hingga multinasional yang berpengalaman dan profesional.

Syarat dan Ketentuan | Kebijakan Privasi

 

2024/2025 ©   PT Toekang Digital Indonesia